Sebuah Puisi
Mengenai Resah Hati
Hati ini kian redup kehilangan cahaya
Butiran euforia tak sanggup tembus jiwaku
Bendungan air di pelupuk mata mulai retak
Paksa 'tuk melepaskan diri lalu turun menyapa bumi
Langit biru cerah tak mampu hibur senduku
Sang surya telah jenuh rayu resahku
Tapi angin terus belai batinku
Coba merayuku kembangkan senyum
Apa daya
Semua jadi pecundang di mataku
Tak ada yang bisa hapus resah hatiku
Tiba-tiba langit bergemuruh marah
Surya meninggalkan tubuh rapuhku
Angin mulai menyerangku dengan hebatnya
Dan aku...
hanya bisa manatap bingung
Air langit pun turun
Redakan murka langit
Menyapa deru angin
Dan menghibur aku
Aku terhibur!
Aku bergabung, mengobrol dengannya
Rentangkan tangan sejajar dada
Menatap langit yang mulai tenang
Merasakan air langit menyejukkan
Yang sentuh wajah padamku
Mengenai Resah Hati
Hati ini kian redup kehilangan cahaya
Butiran euforia tak sanggup tembus jiwaku
Bendungan air di pelupuk mata mulai retak
Paksa 'tuk melepaskan diri lalu turun menyapa bumi
Langit biru cerah tak mampu hibur senduku
Sang surya telah jenuh rayu resahku
Tapi angin terus belai batinku
Coba merayuku kembangkan senyum
Apa daya
Semua jadi pecundang di mataku
Tak ada yang bisa hapus resah hatiku
Tiba-tiba langit bergemuruh marah
Surya meninggalkan tubuh rapuhku
Angin mulai menyerangku dengan hebatnya
Dan aku...
hanya bisa manatap bingung
Air langit pun turun
Redakan murka langit
Menyapa deru angin
Dan menghibur aku
Aku terhibur!
Aku bergabung, mengobrol dengannya
Rentangkan tangan sejajar dada
Menatap langit yang mulai tenang
Merasakan air langit menyejukkan
Yang sentuh wajah padamku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar